Selasa, 24 Juni 2008

Rahmat-Mu dari musibah itu


Ketika musibah itu datang silih berganti mendatangi dari segenap arah dan penjuru, hingga kadang menghimpit langkahku untuk mendekat pada nikmat dari karunia-Mu, kemudian aku mencari makna dan arti dari musibah itu. Agar diri ini lebih meyakini bahwa dalam setiap musibah dan kesulitan itu senantiasa ada jalan kemudahan yang menunggu. Karena Allah senantiasa menjanjikan bahwa dari setiap kesulitan itu pasti ada kemudahan. QS.Insyiroh 5-6
Dan dari situlah satu demi satu mulai kudapatkan makna dari sebuah musibah dan ujian ini, diantara makna yang telah kudapatkan adalah bahwa akan nampak usaha manusia untuk menghadapi ujian, karena manusia yang beriman tanpa diuji maka tidaklah tahu seberapa kualitas keimanannya.
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al Ankabut 2-3)
Berat dan ringannya sebuah ujian adalah tergantung dari kualitas keimanannya masing-masing, ibaratnya semakin tinggi seseorang memanjat maka resiko jatuhnya akan semakin lebih sakit.
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Surah Al-Baqarah ayat 286)
Dalam menghadapi setiap musibah, jika kita memperturutkan hawa nafsu dan keinginan kita maka kita akan senantiasa marah, kesal dan frustasi padahal dari musibah itu akan membawa kita ke timpat yang mulia dan tinggi derajatnya jika kita dapat menghadapinya dengan sabar dan tawakal dan menjauhkan Rasa Frustrasi.

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." (Surah Al-Imran ayat 139)
Lalu bagaimana kita harus menghadapinya setiap musibah ini ?, Allah telah memberikan jalan

"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan)."(Surah Al-Imran ayat 200)

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk"(Surah Al-Baqarah ayat 45)

Sehingga dengan adanya musibah yang datang kepada kita secara bertubi-tubi , jika dapat menghadapinya dengan sabar ikhlas dan tawakal, maka musibah itu akan mendatangkan manfaat bukan madlarat dan laknat.

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka (Surah At-Taubah ayat 111)

Dan akhirnya kepada siapa kita berharap kalau bukan hanya kepada dzat pemberi Musibah, dan kepadaNya pulalah kita memohon Ampun.

"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal."(Surah At-Taubah ayat 129)
12) itulah sekelumit makna yang sangat berarti dalam hidupku yang sampai kini nampu membimbimku melangkah menuju jalan ridho-Nya. Amin….
Semoga bermanfaat untuk semua ya...
Tulisan ini dibuat untuk mengingatkan Musibah Sungai Dalung 24 Mei 2008

Rabu, 11 Juni 2008

JANGAN MENGELUH SAUDARAKU


Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya."Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain karena pasti tidak pernah risau dan bersedih hati."
Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati karena risau".Abu Hassan bertanya, "Apa hal yang merisaukanmu?"Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan waktu itu aku mempunyai dua orang anak yang sudah bisa bermain dan yang satu masih menyusu, ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?"Lalu disuruh adiknya berbaring dan disembelihlah leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit dimana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habislah kulit badannya.
Berita ini terdengar kepada anakku yang telah menikah dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pingsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua."Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?"Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan lebih terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka seseorang tidak mendapat ganti kecuali kesia-siaan belaka."
Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat dianjurkan dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah saat terkena musibah.Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,: " Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."
Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.