Selasa, 22 Juli 2008

SEUNTAI KEHIDUPAN

Judul ini pernah ditulis oleh Euisry dalam Blognya. Saya sekedar munsuntingnya saja karena judul ini sangat menarik bagi saya , berikut tulisan aslinya:
Seperti tasbih, kehidupan ini adalah untaian butir-butir proses perjuangan yang dihubungkan oleh suatu sumbu yang harus dilewati seiring berjalannya waktu. Untaian itu berawal dari satu titik dan pada akhirnya berhenti pada titik yang sama: Allah SWT.






Penulis : Hadi S. Khuli
Tebal Buku : 412 halaman
Penerbit : Diva Press, 2007



Berkisah tentang dinamika kehidupan Fatih, seorang penulis muda berbakat yang dibesarkan di lingkungan pesantren yang serba sederhana. Berawal dari penolakannya terhadap lamaran kyai yang sekaligus dianggap ayah angkatnya untuk menikahi putrinya, Wardah, Fatih mengalami banyak persoalan pahit dan tak terkecuali pengalaman manis dalam menjalani lika-liku hidupnya. Titik berat perosalan yang dipaparkan dalam novel ini terutama mengenai perjuangan Fatih dalam meniti karir dan menemukan cintanya. Saya pribadi terkesan dengan filosofi tasbih sebagai representasi kehidupan yang diangkat dalam novel ini.



Sebuah tasbih adalah sebuah kehidupan. Berawal dan berakhir di titik yang sama. Bukan tasbih namanya, jika hanya terdiri dari satu butir. Bukan kehidupan namanya jika hanya satu dimensi. Kehidupan akan sempurna dan indah bila telah melewati serangkaian untaian butiran suka, duka, derita, bahagia, gembira, gagal, sukses, pasang, surut.

Untuk melewati semua itu, dibutuhkan keberanian, kesabaran, kekuatan, dan perjuangan untuk terus meniti, berjalan, mendaki. Sebab, seperti tasbih yang melingkar, kehidupan pun demikian. Ke mana pun akan pergi dan berlari, tetap dalam lingkaran takdir Allah. Dari-Nya, kehidupan dimulai dan kepada-Nya akan berakhir.

Mungkin itukah yang kemudian tasbih identik dengan zikir, mengingat Allah. Tasbih menjadi tanda kesalehan, kedekatan hamba degan Allah. Namun, sebenarnya tasbih juga penanda perjuangan dan semangat. Gambaran kehidupan sejati.

Juga cinta. Akal manusia terlalu picik jika mengira tasbih hanya cocok untuk mereka yang dekat dengan maut. Salah. Dalam kehidupan di dunia yang sesungguhnya, tasbih adalah wakil jiwa yang selalu bergerak, tidak pernah berhenti, pantang menyerah, tidak mengenal putus asa, untuk meraih yang lebih tinggi, bahwa hidup adalah karunia paling berharga untuk makhluk bernama manusia. Maka, jangan pernah mengharap cinta, bila engkau tidak memiliki keberanian. Jangan memeluk cinta, bila takut gagal, kecewa, dan sakit hati. Semua itu adalah paket yang akan ditemukan oleh siapa pun dalam meraih cinta.

Cinta. Bisakah aku memahami cinta melalui benda ini? Mengapa tidak. Cinta adalah sisi lain yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Tasbih adalah keutuhan yang diikat pada sebuah simpul. Hal itu dilakukan agar butiran-butiran kecil dapat menyatu, saling bertautan, seimbang, dan bila dilihat tampak indah. Cinta juga akan menjadi indah jika diterima sebagai sebuah keutuhan. Mencintai adalah aktivitas berat yang membutuhkan keberanian untuk menerima yang dicintai dengan utuh. Sisi kelebihan, sudah pasti mudah menerimanya. Semudah itukah menerimanya?

Agar cinta juga menjadi abadi dan kuat, dibutuhkan kesediaan dua ujungnya untuk diikat dalam satu simpul yang kokoh. Tanpa ikatan, tanpa simpul, cinta akan terburai menjadi butir-butir egoisme yang tercerai berai. Bila demikian, bisakah cinta dipandang sebagai sebuah keindahan? Bahkan, apakah bisa disebut cinta, bila untuk saling berdekatan hati saja, sudah tidak mampu?
---Derap-derap Tasbih, hal.354-355

Jumat, 18 Juli 2008

Manusia Modern dan Stress


Subuh, satu hari yang lalu setelah menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim yakni sholat subuh, secara iseng ku hidupkan TV di ruang depan. Dalam hatiku berkata " tayangan apa yang dapat aku saksikan dari TV sepagi ini ?". Kupindahkan chanel demi chanel yang ada, masih belum kudapatkan yang menarik minat hatiku untuk menyaksikannya, ku gulirkan satu lagi Chanel, kudapatkan JTV sebuah stasiun siaran yang bermarkas di Surabaya yang sedang menayangkan acara santapan rohani subuh dengan judul Wak Kaji show, kalau aku ndak salah. Tapi bukan itu yang menjadi pusat perhatianku. Yang menarik bagiku dengan tayangan itu adalah pada sesi tanya jawab yang menjadikan Wak Kaji ( walaupun nama sebenarnya Ustadz itu aku sendiri tak tahu )sebagai nara sumbernya.

Ada seorang ibu yang menyampaikan sebuah pertanyaan yang agak lucu bagi yang mendengarnya, sampai-sampai ibu-ibu yang lainpun menertawakannya, demikian pertanyaan yang disampaikannya; "Kenapa orang yang sudah serba kecukupan pada zaman modern sekarang ini masih bisa mengalami stress ?". Pak Kaji pun menanggapi pertanyaan tersebut, "pertanyaan ibu ini pun bisa membuat saya stress untuk menjawabnya... ha ..ha..ha, jadi demikian ibu-ibu sekalian, seseorang mengalami stress baik pada zaman modern maupun bukan modern itu adalah tergantung kedekatan dirinya dengan Tuhan. Sesibuk dan serumit apa pun masalah yang dihadapi manusia kalau dihadapi dengan suasana kedekatan dengan Tuhannya maka stress itu tidak akan terjadi".

Itulah hikmah yang dapat aku cerna dari dialog yang aku saksikan pada tanyangan tersebut. Kalau kita renungkan maka memang betul adanya, bahwa jika kita senantiasa ingat kepada Allah (zikrullah), maka apapun keadaan yang sedang kita alami tidak akan menjadikan kita stress dalam menghadapinya. Aku jadi ingat ketika aku singgah untuk main ke rumah temanku sebut saja Ridwan Gondrong namanya. Ketika itu, saat aku datang kerumahnya dia masih mengenakan kain sarung (bukan karena baru bangun tidur) dan raut wajahnyapun berseri seperti baru saja bertemu dengan malaikat Ridwan sang penjaga surga. Dan memang waktu itu dia baru selesai melaksanakan Sholat dhuhur. Dia bilang padaku, " Am sholat itu ternyata nikmat ya...", dulu aku nggak pernah merasakan kenikmatan itu, karena aku kan baru masuk islam..", katanya. Akupun menyahut, "memang sholat itu dapat menenangkan hati, bukankah Allah sudah menjelaskan bahwa dengan zikrullah itu dapat menenangkan hati. (Alaa bizikrillaahi tathmainnul quluub). Lalu bagaimana orang yang senantiasa stress menghadapi hidup ?

APA SEBENARNYA STRESS ITU ?
Salah satu pendekatan untuk mengenal stress adalah pendekatan psikologik. Pendekatan psikologik menggambarkan bagaimana cara seseorang mempersepsikan suatu peristiwa atau kondisi, berperan dalam menentukan stress. Hal inilah yang dikenal dengan ‘Model Penilaian’ atau ‘Penafsiran Stress’.

Stress dirumuskan sebagai suatu keadaan psikologik yang merupakan representasi dari transaksi khas dan problematik antara seseorang dan lingkungannya. Selye mengungkapkan adanya ‘stressor’ yang merupakan unsur lingkungan dari stress (1950). Sedangkan hakekat sumber stress dalam pendekatan psikologik adalah semua kondisi atau situasi yang ada dalam kehidupan kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut dapat ditarik kesimpulan bahwa stress merupakan kondisi yang timbul saat seseorang berinteraksi dan dan bertransaksi dengan situasi-situasi yang dihadapinya dengan cara-cara tertentu.

Reaksi stress yang muncul mengikuti stress yang dihadapi dapat berupa reaksi fisik, psikologis dan tingkah laku. Stress juga dapat berlangsung dalam jangka waktu pendek atau berkepanjangan. Bila pendek, biasanya tidak menjadi masalah besar namun bila panjang dan tidak dapat dikendalikan maka dapat memunculkan efek-efek negatif seperti depresi, sakit jantung, nafas sesak dan lain sebagainya.

Stress yang berakibat negatif dipersepsikan sebagai sesuatu yang merugikan atau menyakitkan dan disebut dengan distress, sedangkan stress yang menghasilkan perasaan menyenangkan, menantang, meningkatkan gairah dan prestasi serta meningkatkan produktivitas disebut dengan uestress (Selye, 1982).

Stress merupakan reaksi tubuh pada diri seseorang akibat berbagai persoalan
yang dihadapi. Gejala-gejalanya mencakup mental, sosial dan fisik; bisa berupa
kelelahan, kemurungan, kelesuan, kehilangan atau meningkatnya nafsu makan,
sakit kepala, sering menangis, sulit tidur atau malah tidur berlebihan.
Perasaan was-was dan frustrasi juga bisa muncul bersamaan dengan stress.

Menurut penelitian Baker dkk (1987), stress pada diri seseorang akan mengubah
cara kerja sistem kekebalan tubuh. Para peneliti ini juga menyimpulkan bahwa
stress bisa menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit berupa
menurunnya jumlah fighting desease cells. Akibatnya, orang tersebut mudah
terserang penyakit, dan sulit sembuh karena tubuh tidak banyak memproduksi
sel-sel kekebalan tubuh, atau sel-sel antibodi banyak yang kalah. Stress yang
sudah berjalan sangat lama akan membuat letih health promoting response dan
akhirnya melemahkan penyediaan hormon adrenalin dan daya tahan tubuh. Banyak
penelitian yang menemukan adanya kaitan sebab-akibat antara stress dengan
penyakit seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, dan
beberapa penyakit lainnya. Oleh karenanya, perlu kesadaran penuh setiap orang
untuk mempertahankan tidak hanya kesehatan dan keseimbangan fisik saja, tetapi
juga psikisnya agar tidak mudah dihinggapi stess.

Penyembuhan seseorang akibat gangguan psikosomatik ini tidak hanya berupa obat-obatan yang disesuaikan dengan gejala yang timbul tapi juga dengan menganjurkan pola hidup yang baik, olah raga, menyalurkan hobi, dan yang juga sangat penting adalah meningkatkan ibadah. Dengan peningkatan motivasi beribadah dan sikap beribadah, maka pasien akan memperkuat mental dan psikisnya , dan mendapat ketenangan. Dengan mengingat Allah maka harinya akan menjadi tenang dan tentram seperti Dalam Al-Quran surat Al-Rad (13:2 Allah berfirman. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Menurut Hawari Ada beberapa pengelolaan terhadap stress, yaitu

1. Olah raga.
2. Rekreasi
3. Kasih sayang
4. Sosial ekonomi
5. Menghindari Rokok
6. Pergaulan/Silaturahmi
7. Tidur yang cukup
8. Makanan yang seimbang dan teratur
9. Pengelolaan waktu yang baik
10. Agama

Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada seseorang untuk melakukan sesuatu aksi atau tindakan dengan tujuan tertentu yang dikehendakinya. Dengan motivasi, kita akan mengukur prilaku orang tersebut , bagaimana ia memberi perhatian, mengetahui relevansi antara motivasi dan kebutuhannya, kepercayaan dirinya dan hasil yang dirasakannya setelah ia melaksanakan motivasi, yang kemudian oleh peneliti di nilai sikap dan prilakunya .

Ibadah adalah amalan yang diniatkan untuk berbakti kepada Allah SWT, dengan menjauhi laranganNya dan melaksanakan perintahNya, yang pelaksanaanya diatur, secara syariah.

Jadi perilaku Ibadah adalah sikap seseorang untuk berbakti kepada Allah untuk mencapai tujuan hidupnya, yaitu mendapat ridho Allah..

Bagaimana kita menanggulangi stress agar terhindar dari psikosomatik , adalah dengan beribadah yang iklash. Allah berfirman dalam Al-Quran ” Katakanlah ,’Sesungguhnya Shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam ” (al-An’amm:162)

QS Az-zumar 39:2. Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.

Gangguan psikosomatik adalah gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala yang menyerupai penyakit fisis dan diyakini adanya hubungan yang erat antara suatu peristiwa psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-gejala tersebut (IPD Mudjaddid, Shatri,, 684).

Gangguan psikosomatik tidak terlepas dari berbagai stresor psikososial dimana setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga ia harus menyesuaikan diri menanggulangi segala perubahan yang timbul, dan jenis-jenis stresor yang timbul misalnya: (1) stresor sosial seperti masalah pekerjaan, masalah ekonomi, masalah pendidikan, masalah keluarga, hubungan interpersonal, perkembangan, penyakit fisik, masalah kekerasan rumah tangga (2) stresor psikis seperti perasaan rendah diri, frustasi., malu, merasa berdosa. (3) stresor fisis (panas, dingin, bising, bau yang menyengat, banjir) dan lain-lain.

Stress menurut Hans Selye seorang ahli fisiologi dari Universitas Montreal merumuskan bahwa stress adalah tanggapan tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap tuntutan atasnya.

Menurut Dadang Hawari, istilah stress dan depresi sering kali tidak dapat dipisahkan, setiap permasalahan kehidupan yang menimpa seseorang (disebut stresor psikososial) dapat menyebabkan gangguan fungsi/faal organ tubuh. Reaksi tubuh (fisik) ini disebut stress, dan manakala fungsi organ-organ tubuh tersebut sampai terganggu dinamakan distress. karena stress tidak dapat dihindari yang penting bagaimana manusia itu dapat menyikapi hidupnya tampa harus mengalami distress.

(Hawari, 1998:44)

Kegelisahan adalah pangkal dari stress, menurut Hans Selye Stress may also be defined as “the sum of physical and mental responses to an unacceptable disparity between real or imagined personal experience and personal expectations.(Stress juga dapat diartikan sebagai sejumlah respon fisik dan mental yang tidak diharapkan karena ketidak seimbangan antara yang terjadi atau yang di angankan dengan yang diharapkan” Gejala fisik yang terjadi dapat akut atau kronik (Wikipedia, the free encyclopedia)

Dalam mengahadapi stress, respon tubuh terhadap perubahan tersebut dapat dibagi menjadi 3 fase (1)Alarm reaction (reaksi peringatan), pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor (perubahan) dengan baik, (2)The Stage of resisten (reaksi pertahanan), reaksi terhadap stresor sudah melampaui tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini sudah dapat timbul gejala psikis dan somatic, (3)Stage of Exhaustion (reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-psikosomatik tampak jelas.

Dasar-dasar psikopatofisiologi , gangguan psikis/konflik emosi yang menimbulkan gangguan psikosomatik ternyata juga diikuti dengan perubahan fisiologis dan biokemis pada tubuh seseorang, dan perubahan fisiologi ini berkaitan erat dengan adanya gangguan sistem syaraf outonom vegetatif, sistem endokrin dan sistem imun

(E. Mudjaddid, Hamzah, IPD ,686)

Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan spikis antara lain :

Dispepsia Fungsional
Hipertensi esensial.
3. Asma bronkiale

Depresi , merupakan gangguan afektif yang ditandai dengan adanya mood depresi (sedih). Hilang minat dan mudah lelah. Pada umumnya pasien datang ke klinik penyakit dalam dengan keluhan somatik.
Ansietas merupakan kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat subyektif. Pada umumnya pasien datang ke poliklinik dengan keluhan somatik, dengan gejala cemas berlebihan, subyektif , tidak realistis.
Nyeri Psikogenik adalah keluhan nyeri yang penyebabnya bukan penyebab penyakit organik ditemukan gejala nyeri tampa kelainan organ yang jelas misalnya nyeri kepala, migren, mialgia, atralgia.
Motivasi dan sikap beribadah yang iklash dapat dijadikan alternatif sebagai psikoterapi suportif yang dapat mestabilkan hormon stress yang biasanya terpicu dalam jumlah banyak ketika stresor yang datang bertubi-tubi dan menyebabkan gejala-gejala psikosomatik. Sebelum gejala tersebut berkepanjangan, pasien di motivasi untuk mempertinggi ibadahnya sehingga selain diberikan pengobatan somatoterapi, maupun manipulasi lingkungan juga kita memberi beberapa tuntunan Ibadah seperti menjalankan solat 5 waktu tepat waktu, solat tahajud pada sepertiga malam terakhir, puasa sunah , zikir dan sodaqah. Nasehat secara verbal dapat memberi support kepada pasien agar dapat menjalankan hidup ini lebih rileks dan

Dengan memberikan motivasi yang dapat menimbul motivasi intrinsik dari diri sendiri iklash menjalankan ibadah seperti yang diperintahkan dalam rukun Islam seperti Shallat, puasa, zikir, zakat dan shodaqah, haji dengan iklash diharapkan hati ini dapat menjadi lebih tenang, ketenangan akan menanggulangi stress dan pencegahan terhadap psikosomatik.

Beribadah adalah pengakuan kita terhadap Allah , dimana kita bergantung hanya pada satu yaitu Allah yang menciptakan manusia , dunia, dan alam semesta. Dengan pengakuan ini, timbulkan rasa aman dalam jiwa manusia bahwa ada pendukung hidupnya yang amat dekat, yang tidak akan pernah membuatnya sedih. QS, At-Taubah :40 ….La tahzan Innalaha Ma’ana, ”janganlah kamu bersedih sesugguhnya Allah berserta kita”

Dalam beribadah kita memerlukan motivasi motivasi menggerakkan sikap, tampa ada motivasi yang didasari keiklasan, apalagi semata-mata hanya menjalankan kewajiban, maka ibadah tersebut menjadi kering tampa makna. Bila kita membaca Quran tampa mengerti artinya , nasehat Allah kepada kita tidak akan masuk dalam dalam hati maupun jiwa kita.Bila tidak tertanam dalam jiwa, bagaimana mengamalkannya? Dalam Surah Fushilat :44 Allah berfirman”Qul huwa lil ladziina aamanuu hudaw wa syifaa ” yang artinya ” katakanlah :”Al-quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman”(QS, 41;44)

Dengan memberikan motivasi yang dapat menimbul motivasi intrinsik dari diri sendiri iklash menjalankan ibadah seperti yang diperintahkan dalam rukun Islam seperti Shallat, puasa, zikir, zakat dan shodaqah, haji dengan iklash diharapkan hati ini dapat menjadi lebih tenang.

Semoga kita senanatia bisa lebih untuk mendekatkan diri kepada Allah dan dapat merasakan nikmatnya dijauhkan dari apa yang dinamakan stress. Amin

Kamis, 17 Juli 2008

Ilmu Itu Penting



Manusia bisa sejajar, bahkan lebih dari malaikat dengan kekuatan ilmunya dan kekuatan pemahamannya, kekuatan akalnya. Maka siapapun manusia yang seluruh perhatiannya melakukan pola pikir melalui ilmu, dan amal, maka paling tepat dijuluki dia Malaikat yang paling mulia dan akhirnya disebut malaikat dan orang alim, Allah berfirman

“ Ini tidak lain hanyalah Malaikat yang paling mulia “ (Yusuf 31).


Seorang baik-baik tanpa ilmu, dan seorang pemabuk yang mempunyai ilmu walau sedikit. Keduanya sama-sama bermimpi bertemu dengan makhluk yang gagah berupa manusia, berjubah dan berwibawa. Dalam mimpinya makhluk tersebut mengatakan:" Akulah Tuhanmu, sembahlah aku didepan pintu masuk rumahmu, nanti akan kuperlihatkan diriku padamu".

Keesokan harinya orang yang baik itu pun menyembah makhluk itu didepan pintu masuk rumahnya , walau tak terlihat makhluk itu tapi diyakininya bahwa makhluk itu ada didepan rumahnya, dengan penuh harap pula menunggu penampakan makhluk yang mengaku Tuhan tersebut. Hal ini didorong oleh kisah Nabi Ibrahim yang konon mendapatkan perintah melalui mimpi.

Akan tetapi si pemabuk bukannya menyembah makhluk yang dimimpikannya, malah dia bawa golok dan nongkrong didepan pintu rumahnya. Dengan harapan apabila yang dimimpikannya itu muncul akan ditebas.

Ternyata dengan ilmunya yang sedikit itu ia mengetahui bahwa tak ada sesuatu pun yang menyerupai Tuhan.

Mana yang selamat?, Syirik menyembah selain Tuhan tak ada obatnya, tetapi mabuk sebagai dosa masih bisa diampuni.

Nasihat Salafus Shalih akan Pentingnya Ilmu

Penulis: Kitab Aadaabu Thaalibil ‘Ilmi
.: :.
Nasehat Salafush Shalih untuk Kaum Muslimin

Beberapa atsar yang berisi nasehat dan keterangan akan pentingnya ilmu dan mempelajarinya.

Pertama: Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu akan menjagamu sedangkan kamulah yang akan menjaga harta. Ilmu itu hakim (yang memutuskan berbagai perkara) sedangkan harta adalah yang dihakimi. Telah mati para penyimpan harta dan tersisalah para pemilik ilmu, walaupun diri-diri mereka telah tiada akan tetapi pribadi-pribadi mereka tetap ada pada hati-hati manusia.” (Adabud Dunyaa wad Diin, karya Al-Imam Abul Hasan Al-Mawardiy, hal.4

Kedua: Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwasanya beliau apabila melihat para pemuda giat mencari ilmu, beliau berkata: “Selamat datang wahai sumber-sumber hikmah dan para penerang kegelapan. Walaupun kalian telah usang pakaiannya akan tetapi hati-hati kalian tetap baru. Kalian tinggal di rumah-rumah (untuk mempelajari ilmu), kalian adalah kebanggaan setiap kabilah.” (Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlih, karya Al-Imam Ibnu ‘Abdil Barr, 1/52)
Yakni bahwasanya sifat mereka secara umum adalah sibuk dengan mencari ilmu dan tinggal di rumah dalam rangka untuk mudzaakarah (mengulang pelajaran yang telah didapatkan) dan mempelajarinya. Semuanya ini menyibukkan mereka dari memperhatikan berbagai macam pakaian dan kemewahan dunia secara umum demikian juga hal-hal yang tidak bermanfaat atau yang kurang manfaatnya dan hanya membuang waktu belaka seperti berputar-putar di jalan-jalan (mengadakan perjalanan yang kurang bermanfaat atau sekedar jalan-jalan tanpa tujuan yang jelas) sebagaimana yang biasa dilakukan oleh selain mereka dari kalangan para pemuda.

Ketiga: Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Pelajarilah oleh kalian ilmu, karena sesungguhnya mempelajarinya karena Allah adalah khasy-yah; mencarinya adalah ibadah; mempelajarinya dan mengulangnya adalah tasbiih; membahasnya adalah jihad; mengajarkannya kepada yang tidak mengetahuinya adalah shadaqah; memberikannya kepada keluarganya adalah pendekatan diri kepada Allah; karena ilmu itu menjelaskan perkara yang halal dan yang haram; menara jalan-jalannya ahlul jannah, dan ilmu itu sebagai penenang di saat was-was dan bimbang; yang menemani di saat berada di tempat yang asing; dan yang akan mengajak bicara di saat sendirian; sebagai dalil yang akan menunjuki kita di saat senang dengan bersyukur dan di saat tertimpa musibah dengan sabar; senjata untuk melawan musuh; dan yang akan menghiasainya di tengah-tengah sahabat-sahabatnya.
Dengan ilmu tersebut Allah akan mengangkat kaum-kaum lalu menjadikan mereka berada dalam kebaikan, sehingga mereka menjadi panutan dan para imam; jejak-jejak mereka akan diikuti; perbuatan-perbuatan mereka akan dicontoh serta semua pendapat akan kembali kepada pendapat mereka. Para malaikat merasa senang berada di perkumpulan mereka; dan akan mengusap mereka dengan sayap-sayapnya; setiap makhluk yang basah dan yang kering akan memintakan ampun untuk mereka, demikian juga ikan yang di laut sampai ikan yang terkecilnya, dan binatang buas yang di daratan dan binatang ternaknya (semuanya memintakan ampun kepada Allah untuk mereka). Karena sesungguhnya ilmu adalah yang akan menghidupkan hati dari kebodohan dan yang akan menerangi pandangan dari berbagai kegelapan. Dengan ilmu seorang hamba akan mencapai kedudukan-kedudukan yang terbaik dan derajat-derajat yang tinggi baik di dunia maupun di akhirat.
Memikirkan ilmu menyamai puasa; mempelajarinya menyamai shalat malam; dengan ilmu akan tersambunglah tali shilaturrahmi, dan akan diketahui perkara yang halal sehingga terhindar dari perkara yang haram. Ilmu adalah pemimpinnya amal sedangkan amal itu adalah pengikutnya, ilmu itu hanya akan diberikan kepada orang-orang yang berbahagia; sedangkan orang-orang yang celaka akan terhalang darinya.” (Ibid. 1/55)

Keempat: Dari ‘Umar Ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Sesungguhnya seseorang keluar dari rumahnya dalam keadaan dia mempunyai dosa-dosa seperti gunung Tihamah, akan tetapi apabila dia mendengar ilmu (yaitu mempelajari ilmu dengan menghadiri majelis ilmu), kemudian dia menjadi takut, kembali kepada Rabbnya dan bertaubat, maka dia pulang ke rumahnya dalam keadaan tidak mempunyai dosa. Oleh karena itu, janganlah kalian meninggalkan majelisnya para ulama.” (Miftaah Daaris Sa’aadah, karya Al-Imam Ibnul Qayyim, 1/77)

Seorang mukmin yang tidak hafal huruf-huruf dan surat-surat Al Qur’an lebih
baik dari pada seorang tidak beriman atau munafik yang menghafal Al Qur’an.
Namun seorang mukmin yang berpengetahuan dan bijak-yaitu mukmin yang dikaruniai
ilmu dan iman-jauh lebih baik dari pada mukmin yang tidak berilmu.

Ilmu yang sempurna adalah ilmu yang diendapkan dalam hati, kemudian
diamalkan. Inilah yang juga disebut ilmu bermanfaat, yang nerupakan sandi
terpenting dari hikmah. Ilmu ini akan memberikan kebaikan kepada pemiliknya,
sedangkan ilmu tanpa amal akan menghujat pemiliknya pada hari kiamat. Oleh
karena itu, Allah memperingatkan kaum beriman yang hanya bisa berbicara tetapi
tidak melakukan apa-apa. Firman-Nya:

Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang kamu tidak
perbuat? Amat besar kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang
tiada kamu kerjakan. (Ash Shaf: 2 - 3)

Allah juga memperingatkan kita agar tidak meyembunyikan ilmu. Kita
diperintahkan untuk menyampaikan ilmu yang merupakan karunia Allah itu sebatas
kemampuan kita. Allah tidak memaksakan seseorang kecuali dalam batas
kemampuannya. Allah berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan,
berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah kami
menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan
dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati.” (Al Baqarah:159)

Meskipun ayat diatas ditujukan kepada Ahli Kitab, hukumnya berlaku umum bagi
setiap orang yang menyembunyikan ilmu pengetahuan dan petunjuk-petunjuk
kebenaran yang diturunkan Allah. Dengan demikian, jelaslah jalan menunju surga
dan jalan menuju neraka. Orang yang rugi adalah orang yang menyembunyikan
sesuatu yang diturunkan Allah dan menipu hamba-hamba-Nya. Ia akan dilaknat
Allah dan semua makhluk-Nya, karena dia telah menipu makhluk, merusak
dien/agama, dan menjauhkan diri dari rahmat Allah. Sebaliknya, orang yang
mengajarkan kebenaran dan kebaikan kepada manusia, akan dimintakan ampun oleh
setiap makhluk, termasuk ikan-ikan dan burung-burung, karena dia telah berbuat
untuk kemaslahatan makhluk, menegakkan dien, dan mendekatkan makhluk kepada
Allah.


Sudah seberapa banyakkah ilmu yang kita miliki sekarang ?