Jumat, 18 Juli 2008

Manusia Modern dan Stress


Subuh, satu hari yang lalu setelah menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim yakni sholat subuh, secara iseng ku hidupkan TV di ruang depan. Dalam hatiku berkata " tayangan apa yang dapat aku saksikan dari TV sepagi ini ?". Kupindahkan chanel demi chanel yang ada, masih belum kudapatkan yang menarik minat hatiku untuk menyaksikannya, ku gulirkan satu lagi Chanel, kudapatkan JTV sebuah stasiun siaran yang bermarkas di Surabaya yang sedang menayangkan acara santapan rohani subuh dengan judul Wak Kaji show, kalau aku ndak salah. Tapi bukan itu yang menjadi pusat perhatianku. Yang menarik bagiku dengan tayangan itu adalah pada sesi tanya jawab yang menjadikan Wak Kaji ( walaupun nama sebenarnya Ustadz itu aku sendiri tak tahu )sebagai nara sumbernya.

Ada seorang ibu yang menyampaikan sebuah pertanyaan yang agak lucu bagi yang mendengarnya, sampai-sampai ibu-ibu yang lainpun menertawakannya, demikian pertanyaan yang disampaikannya; "Kenapa orang yang sudah serba kecukupan pada zaman modern sekarang ini masih bisa mengalami stress ?". Pak Kaji pun menanggapi pertanyaan tersebut, "pertanyaan ibu ini pun bisa membuat saya stress untuk menjawabnya... ha ..ha..ha, jadi demikian ibu-ibu sekalian, seseorang mengalami stress baik pada zaman modern maupun bukan modern itu adalah tergantung kedekatan dirinya dengan Tuhan. Sesibuk dan serumit apa pun masalah yang dihadapi manusia kalau dihadapi dengan suasana kedekatan dengan Tuhannya maka stress itu tidak akan terjadi".

Itulah hikmah yang dapat aku cerna dari dialog yang aku saksikan pada tanyangan tersebut. Kalau kita renungkan maka memang betul adanya, bahwa jika kita senantiasa ingat kepada Allah (zikrullah), maka apapun keadaan yang sedang kita alami tidak akan menjadikan kita stress dalam menghadapinya. Aku jadi ingat ketika aku singgah untuk main ke rumah temanku sebut saja Ridwan Gondrong namanya. Ketika itu, saat aku datang kerumahnya dia masih mengenakan kain sarung (bukan karena baru bangun tidur) dan raut wajahnyapun berseri seperti baru saja bertemu dengan malaikat Ridwan sang penjaga surga. Dan memang waktu itu dia baru selesai melaksanakan Sholat dhuhur. Dia bilang padaku, " Am sholat itu ternyata nikmat ya...", dulu aku nggak pernah merasakan kenikmatan itu, karena aku kan baru masuk islam..", katanya. Akupun menyahut, "memang sholat itu dapat menenangkan hati, bukankah Allah sudah menjelaskan bahwa dengan zikrullah itu dapat menenangkan hati. (Alaa bizikrillaahi tathmainnul quluub). Lalu bagaimana orang yang senantiasa stress menghadapi hidup ?

APA SEBENARNYA STRESS ITU ?
Salah satu pendekatan untuk mengenal stress adalah pendekatan psikologik. Pendekatan psikologik menggambarkan bagaimana cara seseorang mempersepsikan suatu peristiwa atau kondisi, berperan dalam menentukan stress. Hal inilah yang dikenal dengan ‘Model Penilaian’ atau ‘Penafsiran Stress’.

Stress dirumuskan sebagai suatu keadaan psikologik yang merupakan representasi dari transaksi khas dan problematik antara seseorang dan lingkungannya. Selye mengungkapkan adanya ‘stressor’ yang merupakan unsur lingkungan dari stress (1950). Sedangkan hakekat sumber stress dalam pendekatan psikologik adalah semua kondisi atau situasi yang ada dalam kehidupan kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut dapat ditarik kesimpulan bahwa stress merupakan kondisi yang timbul saat seseorang berinteraksi dan dan bertransaksi dengan situasi-situasi yang dihadapinya dengan cara-cara tertentu.

Reaksi stress yang muncul mengikuti stress yang dihadapi dapat berupa reaksi fisik, psikologis dan tingkah laku. Stress juga dapat berlangsung dalam jangka waktu pendek atau berkepanjangan. Bila pendek, biasanya tidak menjadi masalah besar namun bila panjang dan tidak dapat dikendalikan maka dapat memunculkan efek-efek negatif seperti depresi, sakit jantung, nafas sesak dan lain sebagainya.

Stress yang berakibat negatif dipersepsikan sebagai sesuatu yang merugikan atau menyakitkan dan disebut dengan distress, sedangkan stress yang menghasilkan perasaan menyenangkan, menantang, meningkatkan gairah dan prestasi serta meningkatkan produktivitas disebut dengan uestress (Selye, 1982).

Stress merupakan reaksi tubuh pada diri seseorang akibat berbagai persoalan
yang dihadapi. Gejala-gejalanya mencakup mental, sosial dan fisik; bisa berupa
kelelahan, kemurungan, kelesuan, kehilangan atau meningkatnya nafsu makan,
sakit kepala, sering menangis, sulit tidur atau malah tidur berlebihan.
Perasaan was-was dan frustrasi juga bisa muncul bersamaan dengan stress.

Menurut penelitian Baker dkk (1987), stress pada diri seseorang akan mengubah
cara kerja sistem kekebalan tubuh. Para peneliti ini juga menyimpulkan bahwa
stress bisa menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit berupa
menurunnya jumlah fighting desease cells. Akibatnya, orang tersebut mudah
terserang penyakit, dan sulit sembuh karena tubuh tidak banyak memproduksi
sel-sel kekebalan tubuh, atau sel-sel antibodi banyak yang kalah. Stress yang
sudah berjalan sangat lama akan membuat letih health promoting response dan
akhirnya melemahkan penyediaan hormon adrenalin dan daya tahan tubuh. Banyak
penelitian yang menemukan adanya kaitan sebab-akibat antara stress dengan
penyakit seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, dan
beberapa penyakit lainnya. Oleh karenanya, perlu kesadaran penuh setiap orang
untuk mempertahankan tidak hanya kesehatan dan keseimbangan fisik saja, tetapi
juga psikisnya agar tidak mudah dihinggapi stess.

Penyembuhan seseorang akibat gangguan psikosomatik ini tidak hanya berupa obat-obatan yang disesuaikan dengan gejala yang timbul tapi juga dengan menganjurkan pola hidup yang baik, olah raga, menyalurkan hobi, dan yang juga sangat penting adalah meningkatkan ibadah. Dengan peningkatan motivasi beribadah dan sikap beribadah, maka pasien akan memperkuat mental dan psikisnya , dan mendapat ketenangan. Dengan mengingat Allah maka harinya akan menjadi tenang dan tentram seperti Dalam Al-Quran surat Al-Rad (13:2 Allah berfirman. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Menurut Hawari Ada beberapa pengelolaan terhadap stress, yaitu

1. Olah raga.
2. Rekreasi
3. Kasih sayang
4. Sosial ekonomi
5. Menghindari Rokok
6. Pergaulan/Silaturahmi
7. Tidur yang cukup
8. Makanan yang seimbang dan teratur
9. Pengelolaan waktu yang baik
10. Agama

Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada seseorang untuk melakukan sesuatu aksi atau tindakan dengan tujuan tertentu yang dikehendakinya. Dengan motivasi, kita akan mengukur prilaku orang tersebut , bagaimana ia memberi perhatian, mengetahui relevansi antara motivasi dan kebutuhannya, kepercayaan dirinya dan hasil yang dirasakannya setelah ia melaksanakan motivasi, yang kemudian oleh peneliti di nilai sikap dan prilakunya .

Ibadah adalah amalan yang diniatkan untuk berbakti kepada Allah SWT, dengan menjauhi laranganNya dan melaksanakan perintahNya, yang pelaksanaanya diatur, secara syariah.

Jadi perilaku Ibadah adalah sikap seseorang untuk berbakti kepada Allah untuk mencapai tujuan hidupnya, yaitu mendapat ridho Allah..

Bagaimana kita menanggulangi stress agar terhindar dari psikosomatik , adalah dengan beribadah yang iklash. Allah berfirman dalam Al-Quran ” Katakanlah ,’Sesungguhnya Shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam ” (al-An’amm:162)

QS Az-zumar 39:2. Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.

Gangguan psikosomatik adalah gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala yang menyerupai penyakit fisis dan diyakini adanya hubungan yang erat antara suatu peristiwa psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-gejala tersebut (IPD Mudjaddid, Shatri,, 684).

Gangguan psikosomatik tidak terlepas dari berbagai stresor psikososial dimana setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga ia harus menyesuaikan diri menanggulangi segala perubahan yang timbul, dan jenis-jenis stresor yang timbul misalnya: (1) stresor sosial seperti masalah pekerjaan, masalah ekonomi, masalah pendidikan, masalah keluarga, hubungan interpersonal, perkembangan, penyakit fisik, masalah kekerasan rumah tangga (2) stresor psikis seperti perasaan rendah diri, frustasi., malu, merasa berdosa. (3) stresor fisis (panas, dingin, bising, bau yang menyengat, banjir) dan lain-lain.

Stress menurut Hans Selye seorang ahli fisiologi dari Universitas Montreal merumuskan bahwa stress adalah tanggapan tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap tuntutan atasnya.

Menurut Dadang Hawari, istilah stress dan depresi sering kali tidak dapat dipisahkan, setiap permasalahan kehidupan yang menimpa seseorang (disebut stresor psikososial) dapat menyebabkan gangguan fungsi/faal organ tubuh. Reaksi tubuh (fisik) ini disebut stress, dan manakala fungsi organ-organ tubuh tersebut sampai terganggu dinamakan distress. karena stress tidak dapat dihindari yang penting bagaimana manusia itu dapat menyikapi hidupnya tampa harus mengalami distress.

(Hawari, 1998:44)

Kegelisahan adalah pangkal dari stress, menurut Hans Selye Stress may also be defined as “the sum of physical and mental responses to an unacceptable disparity between real or imagined personal experience and personal expectations.(Stress juga dapat diartikan sebagai sejumlah respon fisik dan mental yang tidak diharapkan karena ketidak seimbangan antara yang terjadi atau yang di angankan dengan yang diharapkan” Gejala fisik yang terjadi dapat akut atau kronik (Wikipedia, the free encyclopedia)

Dalam mengahadapi stress, respon tubuh terhadap perubahan tersebut dapat dibagi menjadi 3 fase (1)Alarm reaction (reaksi peringatan), pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor (perubahan) dengan baik, (2)The Stage of resisten (reaksi pertahanan), reaksi terhadap stresor sudah melampaui tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini sudah dapat timbul gejala psikis dan somatic, (3)Stage of Exhaustion (reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-psikosomatik tampak jelas.

Dasar-dasar psikopatofisiologi , gangguan psikis/konflik emosi yang menimbulkan gangguan psikosomatik ternyata juga diikuti dengan perubahan fisiologis dan biokemis pada tubuh seseorang, dan perubahan fisiologi ini berkaitan erat dengan adanya gangguan sistem syaraf outonom vegetatif, sistem endokrin dan sistem imun

(E. Mudjaddid, Hamzah, IPD ,686)

Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan spikis antara lain :

Dispepsia Fungsional
Hipertensi esensial.
3. Asma bronkiale

Depresi , merupakan gangguan afektif yang ditandai dengan adanya mood depresi (sedih). Hilang minat dan mudah lelah. Pada umumnya pasien datang ke klinik penyakit dalam dengan keluhan somatik.
Ansietas merupakan kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat subyektif. Pada umumnya pasien datang ke poliklinik dengan keluhan somatik, dengan gejala cemas berlebihan, subyektif , tidak realistis.
Nyeri Psikogenik adalah keluhan nyeri yang penyebabnya bukan penyebab penyakit organik ditemukan gejala nyeri tampa kelainan organ yang jelas misalnya nyeri kepala, migren, mialgia, atralgia.
Motivasi dan sikap beribadah yang iklash dapat dijadikan alternatif sebagai psikoterapi suportif yang dapat mestabilkan hormon stress yang biasanya terpicu dalam jumlah banyak ketika stresor yang datang bertubi-tubi dan menyebabkan gejala-gejala psikosomatik. Sebelum gejala tersebut berkepanjangan, pasien di motivasi untuk mempertinggi ibadahnya sehingga selain diberikan pengobatan somatoterapi, maupun manipulasi lingkungan juga kita memberi beberapa tuntunan Ibadah seperti menjalankan solat 5 waktu tepat waktu, solat tahajud pada sepertiga malam terakhir, puasa sunah , zikir dan sodaqah. Nasehat secara verbal dapat memberi support kepada pasien agar dapat menjalankan hidup ini lebih rileks dan

Dengan memberikan motivasi yang dapat menimbul motivasi intrinsik dari diri sendiri iklash menjalankan ibadah seperti yang diperintahkan dalam rukun Islam seperti Shallat, puasa, zikir, zakat dan shodaqah, haji dengan iklash diharapkan hati ini dapat menjadi lebih tenang, ketenangan akan menanggulangi stress dan pencegahan terhadap psikosomatik.

Beribadah adalah pengakuan kita terhadap Allah , dimana kita bergantung hanya pada satu yaitu Allah yang menciptakan manusia , dunia, dan alam semesta. Dengan pengakuan ini, timbulkan rasa aman dalam jiwa manusia bahwa ada pendukung hidupnya yang amat dekat, yang tidak akan pernah membuatnya sedih. QS, At-Taubah :40 ….La tahzan Innalaha Ma’ana, ”janganlah kamu bersedih sesugguhnya Allah berserta kita”

Dalam beribadah kita memerlukan motivasi motivasi menggerakkan sikap, tampa ada motivasi yang didasari keiklasan, apalagi semata-mata hanya menjalankan kewajiban, maka ibadah tersebut menjadi kering tampa makna. Bila kita membaca Quran tampa mengerti artinya , nasehat Allah kepada kita tidak akan masuk dalam dalam hati maupun jiwa kita.Bila tidak tertanam dalam jiwa, bagaimana mengamalkannya? Dalam Surah Fushilat :44 Allah berfirman”Qul huwa lil ladziina aamanuu hudaw wa syifaa ” yang artinya ” katakanlah :”Al-quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman”(QS, 41;44)

Dengan memberikan motivasi yang dapat menimbul motivasi intrinsik dari diri sendiri iklash menjalankan ibadah seperti yang diperintahkan dalam rukun Islam seperti Shallat, puasa, zikir, zakat dan shodaqah, haji dengan iklash diharapkan hati ini dapat menjadi lebih tenang.

Semoga kita senanatia bisa lebih untuk mendekatkan diri kepada Allah dan dapat merasakan nikmatnya dijauhkan dari apa yang dinamakan stress. Amin

3 komentar:

pahsuju mengatakan...

ustadz banget....

achmad ridwan mengatakan...

boleh donk minta nasehatnya kalau aku lagi stress

Ni'amul Ausath mengatakan...

Pahsuju : dulu dinasehati Ustadz, sekarang belajar menasehati biar kayak Ustadz. Walaupun bukan Ustadz...